Senin, 18 April 2011

Menciptakan iklim sekolah yang sinergis dan harmonis

Bila anda mulai melangkah di pintu gerbang suatu sekolah di  banjarbaru, maka akan terbaca sebuah tulisan ” Sekolahku adalah rumahku “. Sekolah bagaikan rumah, tempat pembelajaran dalam kerangka menumbuhkembangkan siswa di bidang akademik, sosial dan emosional dengan perasaan aman, nyaman dan disiplin. Warga sekolah bebas dari rasa takut, kondusif untuk belajar dan  hubungan antar warga sekolah sinergis dan harmonis.
Selain konsep lingkungan sekolah bagaikan rumah juga iklim kenyamanan, yaitu menyangkut atmosfir, perasaan, lingkungan keseluruhan secara sosial dan emosional sekolah juga harus diciptakan secara positif.  Faktor yang mempengaruhi kenyamanan atau iklim sekolah ini adalah hubungan atau keterikatan antar warga sekolah, interaksi antar warga sekolah, rasa saling mempercayai dan saling menghargai antar warga sekolah.  Bila keadaan faktor-faktor tersebut tinggi maka semakin positif iklim sekolah tersebut.


Keamanan, kenyamanan dan kedisiplinan suatu sekolah ditentukan oleh nilai-nilai dan sikap warga sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, komite sekolah.  Pada sekolah yang aman, warga sekolah mempunyai komitmen yang mendalam dalam menciptakan dan menjaga sekolah.  Insiden intimidasi, kekerasan diselesaikan dengan cepat, efektif dan pemulihan hubungan antar warga sekolah cepat dipulihkan
Adapun ciri-ciri sekolah yang aman, nyaman dan disiplin adalah sebagai berikut :
a.       Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin mempunyai karakteristik sebagai berikut. Lingkungan fisik sekolah aman dan nyaman (gedung sekolah, kelas, laboratorium, peralatan, halaman)
b.       Warga sekolah saling mendukung dan menghargai.
c.       Semua warga menerapkan disiplin yang efektif
d.       Sekolah memberikan pembelajaran terbaik.
e.       Warga sekolah mengembangkan sikap persamaan, keadilan, dan saling pengertian
f.         Perilaku dan sikap yang diharapkan sekolah diajarkan.
g.       Strategi pengelolaan prilaku yang menyimpang sifatnya supportive terhadap siswa 
h.       Adanya program penyembuhan/terapi
i.         Adanya pemodelan/ contoh prilaku dan sikap yang diharapkan dari semua staf sekolah
j.        Adanya hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua, komite sekolah dan masyarakat.

Mewujudkan sekolah yang aman, nyaman dan disiplin.
Untuk mewujudkan kondisi sekolah seperti tersebut diatas perlu langkah-langkah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keamanan lingkungan fisik sekolah
Untuk mewujudkan sekolah yang aman perlu dilakukan beberapa langkah.  Pertama sekolah harus membentuk komite yang terdiri dari berbagai stakeholders, yaitu masyarakat sekitar sekolah, orang tua, guru, kepala sekolah dan siswa.  Dengan melibatkan semua fihak diharapkan komite dapat memperjatam pemahaman dan kesepakatan tentang apa yang perlu dilakukan.  Melibatkan dan selalu menjaga hubungan dengan anggota kepolisian atau ABRI sangatlah penting.  Keterlibatan orang tua juga sangat penting agar hal-hal yang menjadi keprihatinan siswa dapat didengar dan diselesaikan.
Kedua, Untuk meningkatkan keamanan sekolah, upaya harus difokuskan pada bangunan fisik sekolah, tata letak dan kebijakan dan prosedur yang ada untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.  Bangunan sekolah, kelas, ruang lab, kantor, perpustakaan, lapangan olah raga dan halaman sekolah harus direview.  Selain itu, berbagai kebijakan dan prosedur juga akses masuk sekolah harus dinilai kembali.
2. Meningkatkan disiplin siswa
Disiplin di sekolah jangan diartikan dengan prosedur yang terfokus pada konsekuensi pemberian hukuman.  Perspektif disiplin secara tradisional ini kurang sempurna sebab tidak memperhatikan perkembangan dan tidak mendukung prilaku pro-sosial yang ditunjukkan siswa. Disiplin menurut paradigma baru adalah langkah-langkah atau upaya yang perlu guru, kepala sekolah orang tua dan siswa ikuti untuk mengembangkan keberhasilan prilaku siswa secara akademik maupun sosial.  Jadi disiplin dianggap sebagai alat untuk untuk menuju keberhasilan untuk semua guru, dan semua siswa di berbagai situasi.
3. Menghilangkan hukuman fisik dan merendahkan oleh guru terhadap siswa
Hukuman fisik adalah hukuman yang melibatkan pemukulan dengan tangan atau objek lain seperti tongkat, penggaris, ikat pinggang, cambuk, sepatu; menendang, melempar, mencubit, menjambak, menyuruh siswa untuk berdiri pada posisi yang tidak menyenangkan, atau menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan fisik yang berlebihan, menakuti siswa.
Selain itu hukuman fisik terdapat pula hukuman yang merendahkan seperti menghina mengolok, berkata kasar, mengisolasi, dan membiarkan siswa.  Penting untuk diketahui bahwa tidak ada batasan yang jelas antara hukuman fisik dengan hukuman yang merendahkan.  Siswa sering mempersepsikan bahwa hukuman fisik juga merendahkan mereka.

Dengan langkah-langkah tersebut diatas minimal akan tercipta iklim sekolah yang sinergis dan harmonis. Siawa merasa betah di sekolah, merasa aman dan nyaman mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, merasa terlindungi dan mendapatkan perlakuan dari seluruh warga sekolah secara kekeluargaan.

1 komentar: